Tenun Lombok that we often see in various Lombok's souvenir shops are mostly produced by the craftsmen of Desa Sade. Desa Sade is inhabited by people of Sasak tribe, the indigenous people of Central Lombok.

When i was visiting Lombok Island, Alhamdulillah i have an opportunity to visit a famous village. A village whose contents so many creative people. In my first thought, i expected that this village was just an ordinary village with traditional houses in it and i have no thought that this village has turned into a tourism village, what a creative people! This village is one of Indonesia's cultural heritage, it has so many cultures that can makes a lot of domestic and also foreign tourists interested to see and visit this village. Seeing this opportunity, finally Sade's villagers turned their village into a tourism village with a rich cultural heritage.

In this village tour, we can see directly and know many things about the community systems, cultures, their attainments, lifestyle, and others. When we enter this village, we were guided by a tour guide who is a native of Desa Sade. He wears uniforms like a professional tour guide! hihi. Cool, isn't it? BUUUUUT, unfortunately i totally forgot his name ... let's just call him John.

Amak John (re: Sir John/ Bapak John) was our tour guide in Desa Sade. First of all, he described the traditions of Sasak tribe's marriage. Sasak's youth should marry a woman / man who came from the same village where they lived,  they could marry women / men from outside the village, but they have to pay more expensive dowry than usual. Therefore, it's hard to find a Sasak man/woman who is married with the outsider. "Too Expensive and too much risks" Said Amak John.

Second, he describes the detail of their traditional houses. The traditional houses consists of 2 rooms, there is a room for women and children to sleep, and there is an outside room for male and the elders to sleep. The most unique thing in this house is... they wiped and coated the floor with buffalo dung. it's coated every 2 weeks. According Amak John explanation, they coated the floor with buffalo dung aim to avoid mosquitoes. AND GUESS WHAT...They still keep this culture until today. Although the floor was covered with buffalo dung, this traditional house does not smelled like dung. lol. I was also wondering why, it's really cool!!

After he described the house, then Amak John described about their barn. This barn is a place where they used to store crops, granary, etc. yeah you know, food things. Beside the barn, they also equipped with a very beautiful mosque. The mosque was made similar with the village decorations.
Oh yea, one more, if the villagers had to decide something, they usually met in an open bale called sekenam. Named row sekenam because the building has 6 pillars that support the roof. If the pillars was only 4, so the name changed into sekepat.

Earlier, i said that some of Tenun Lombok that we can see in the market were made in here. Therefore, most of the women in this village is a craftsman of Tenun Lombok. We can see them and also their attainments along the way inside the village, most of them were selling Tenun Lombok fabric. The price are quite cheap, but some are expensive. it's depending on the material and the level of difficulty of the weaving.
Actually, we can learn to weave Tenun Lombok here, but because time says NO NO to me, so i only can take photo with the looms *sit like a pro*

lol, what the h*ll am i doing there?

The Famous Caftman (or probably i should call her craftwoman). I saw her pict at the airport!

They spin their own thread! TOTALLY HANDMADE GUYS!

The Barn.. behind us.

Well.. we were hungry back then. let's eat~

Rumah Makan khas Lombok Tanjung Karanng

Ayam Taliwang, Plecing kangkung, Sop Buntut.

I got soooo many esoteric knowledges ~(o.o~)(~o.o)~
Big thanks for my Lord who gave me the chance to visit this land and also thanks to my parent who bring me here! and thanks again to our beloved tour guide, Amak John. hihi. See ya Amak John!!

XOXO -unemenel-

Photo by: Gais Gilang Perkasa

Sleepy Head.... miauw.

Rindu kuliah, liburnya terlalu lama dan saya mengantuk. sekian.

XOXO -unemenel-

Kuta Lombok berbeda loh dengan Kuta Bali. Kalau Kuta Lombok letaknya di Lombok, kalau Kuta Bali ya di Bali hehe
Berhubung une belum pernah ke Kuta Bali dan ini juga baru pertama kalinya une ke Kuta Lombok jadi une nggak bisa memberikan pendapat perbedaan dari dua Kuta ini.
Pasti sama-sama kok yaa pantainyaa, kan sama sama masih di tanah Indonesia haha.Tapi sayang nih ada hal yang agak membuat kurang nyaman. Disini ada teknik jualan baru yang mempergunakan anak-anak kecil. Pak Dar langsung ngasih wejangan sebelum turun dari mobil:

"Nanti jangan gampang terharu ya disini, soalnya orang disini kalau jualan mukanya melas semua"

Agak keganggu sih, soalnya ketika kita udah beli di satu anak, anak-anak lainnya makin banyak yang ikut nawarin barang dagangannya juga. bahkan sampai udah masuk ke mobil pun mereka masih nawarin hehe. ahli juga jualannya :') tapi karena aktifitas itu, kita jadi agak kurang menikmati suasana pantai karena di ikutin kesana kemari sambil ditawarin barang dagangan.

Pantai Kuta ini juga terhitung ramai jika dibandingkan dengan pantai Mawun dan Selong Belanak. Ramainya kayak gini nih


Kegiatan orang-orangnya juga lebih banyak dibanding dengan di Pantai Mawun maupun Pantai Selong Belanak. Di pantai ini ada orang yang berenang, manjat-manjat ke karang, lari-larian, mancing, foto-foto, dan kegiatan lainnya.
Kalau diliat dari sekitar pantai, ada beberapa toko yang menyediakan jasa peminjaman papan selancar, tapi sayang ombaknya waktu itu kecil, jadi nggak bisa liat orang berselancar.
Oh iya, jalan di pantai Kuta ini agak susah loh, soalnya pasirnya bulet-bulet mirip ketumbar. jadi lebih susah jalannya.




Daya tarik pantai yang satu ini justru ada di batu karangnya. Pantainya jadi agak lebih 'berisi' karena ada batu karang gede yang kayak foto diatas. Di atas batu ada yang mancing ada yang foto-foto dan lain-lain seperti yang tadi une udah bilang. kalau untuk berenang, bisa di bagian pantai sebelah timur dan jangan terlalu deket sama karang-karang besar ini, soalnya di sekitar karang yang besar banyak banget karang-karang kecil yang cukup untuk bikin telapak kaki tergores.

Karena di pantai ini masih banyak masyarakat maupun turis yang memancing ikan, jadi abu amis ikan itu memang agak tercium di pantai ini. Jadi bagi yang nggak suka bau ikan yaa sabar aja ya :')
Disini sebenernya ada tulisan KUTA LOMBOK yang gede banget dan cocok buat foto-foto, tapi lagi-lagi karena di sekitarnya banyak tukang jualannya, tulisannya jadi nggak keliatan dan nggak indah difoto.

Setelah ini masih ada tempat yang harus kita kunjungi! kita lapar berat, lapar itu sudah ditahan semenjak kita di Pantai Mawun, kalau masih dipaksa bertahan bahaya juga bagi kesehatan jiwa raga #halah gara-gara kelaparan akhirnya kita....

-Bersambung-

nb: i love the song, Anna Kendrick is da best!

XOXO -unemenel-

Semenjak kuliah di STT Tekstil dan mengenal salah satu organisasi pecinta alam disana, une jadi tau beberapa lagu reggae, salah satunya ya lagu ini. Sebenernya une nggak begitu suka sama lagu reggae, Tapi kebetulan lagu "Lombok I Love You" lumayan enak didenger dan menarik, jadi dicantumin disini deh.

Kemarin tuh sebenernya belum selesai kan cerita tentang Lomboknya. Libur yang diperpanjang dan dibarengi dengan stok paket internet yang menipis (soalnya sudah merantau lagi) bikin susah untuk buka blog. huhu.

Terakhir kali une cerita tentang pantai Selong Belanak ya? Gimana? view nya oke nggak? hehe
Dengan biaya masuk yang cuma 10.000/mobil mah sudah woooooow banget.
Pantai Mawun ini juga ga kalah wow loh, bahkan kalau menurut une sendiri, ini pantai paling menyenangkan yang pernah une datangi.

5 hal penting yang bisa ditemukan di Pantai Mawun:

1. Ada bule. agak ga penting sih. tapi disana une liat bule homo dan itu terlihat konyol meskipun ga sekonyol ketika liat orang asia homo. Sebenernya yang menyimpulkan mereka bule homo bukan une, tapi mbak mi. Katanya sih keliatan dari gestur dan interaksinya. sebenernya agak nggak peduli sama kenyataan bahwa apakah mereka homo atau nggak haha.
2. Pasirnya ada beberapa macam. ga maksud kayak ngiklan. tapi memang ada sekitar 3 macam pasir di sini sepenglihatan une. pasir putih halus, pasir putih yang segede ketumbar, dan pasir hitam yang juga segede ketumbar. 
3. NO karang yang dapat menyebabkan kaki robek atau punggung budukan. serius. enak banget buat berenang karena aman dari karang-karang yang bisa bikin kita baret-baret ga keruan.
4. ada empang di deket pantainya. sepertinya itu empang air payau yang une sendiri gatau jenis ikan apa yang hidup disitu. sejenis ikan lele mirip hiu atau hiu mirip lele bisa aja ada di empang itu. Yang bikin lebih menarik, di empang itu ada orang yang sepertinya sering menjaring ikan dengan hanya memakai cangcut. seolah dia merasa bakal ada bule berbikini lewat dan jatuh cinta. mungkin tujuannya memang itu. duh coba  kalau sempet nanya "Mas, Maaf, itu cangcut merek apa? mas terima endorse?"
5. Di pinggir pantainya ada tempat bilas bekas berenang yang dipintunya ditulis "kencing 2000/mandi 3000" tapi pas bayar pake duit 5000 ga dikasih kembalian. duh. 

Biaya masuknya berapa?
Oh iya lupa disebutin. biaya masuknya sama kayak di Pantai Selong Belanak. cuma 10000/mobil. parkiran juga cukup luas.

Ada warung?
ada

bisa diaksesnya pake apa aja?
Sekali lagi une jelaskan. pantai ini hanya bisa diaskses dengan kendaraan pribadi seperti motor atau mobil atau sepeda, bis juga bisa sih asal jangan pake truk aja. lagian ngapain juga ke pantai pake truk. wkwk

ada hiunya ga?
ga ada. eh ga tau deng. coba ntar tanya aja ke mas mas yang di empang ini.



View nya kayak gimana?
kayak gini...

Bapak

ini fotonya nggak miring loh.. memang pantainya yang miring banget

Sayang banget nih une nggak sempet naik ke bukit bukit kecil yang ada di sekelilingnya. padahal kayaknya keren kalau foto dari atas sana. Karena watu mepet jadi nggak sempet :')

Waktu di pantai ini kita kelaparan paraaah, tapi ternyata baru sadar kalau nggak ada yang bawa makanan. Disitu kadang saya merasa sedih.

-Bersambung-

XOXO -unemenel-