Hina

1:30 pm

Setelah membaca segelintir kalimat, dibagian akhir, ntah harus menerka apa.
cerita dari sesama wanita, yang ntah harus dianggap apa.

dengan  posisi berdiri yang sekarang ini, semua jadi serba salah.
kalau mundur satu langkah, bisa sih, udah pernah nyoba, tapi sebenernya susah, karena saat kaki ini mundur, kaki yang lain maju. mau lari, tapi situasi tidak mendukung, dan kayaknya memang ga akan pernah mendukung.
tapi kalau maju, bikin harga diri jatuh, berasa gak manusiawi.

"Sekarang, coba deh lu memposisikan dirilu sebagai dia ne" -regia-

memang, saat kita merasa dikesampingkan itu rasanya gaenak,
tapi membuat orang mengenyampingkan orang lain itu lebih gaenak lagi ternyata

"sebenernya, kalau mau nulis di dunia maya itu harus dipikir dulu" -okep-

gue mikir ga sih nulis ini? haha

H- seminggu UN, dan masih sempet-sempetnya gue mikirin ini. karena masukan masukan dari orang orang itu rasanya kayak pisau yang awalnya menyayat kecil yang sayatannya ga kerasa sama sekali, tapi makin lama ternyata makin masuk ke epidermis epidermis bawah dan lama lama sampai ke organ yang lebih dalam lagi. terus dan terus.

baru aja kemarin nyoba pergi (lagi)
dan tiba tiba dia datang bawa nasi goreng yang dibungkus pake bungkus nasi dikaretin dua kerena nasi gorengnya pedes. nasi goreng yang bikin gue makin laper.

semuanya udah kayak siklus,

datang, sadar, nangis, mundur, didorong situasi, datang (lagi), sadar (lagi), nangis (lagi), mundur (lagi), didorong situasi (lagi).

You Might Also Like

0 comments

SUBSCRIBE


unemenel

unemenel