1 Februari 2015 [08.31]
Haduh, mohon maaf dengan lagunya hahaha, abis lucu jadi dimasukin deh :')
Ga lengkap kalau hari ini kita cuma makan Nasi Balap Puyung. Karena ke gunung sudah tidak mungkin dan sudah tidak ada harapan lagi, jadi alternatif lain adalah pantai. Wuih siapa sih yang bisa mengabaikan pantai di daratan Lombok? selain Gunung Rinjaninya yang menawan, Lombok juga punya deretan pantai yang super indah. Kalau diliat dari google sih banyak pantai yang bagus dan recommended (sepertinya semua pantainya recommended haha)
Info yang kita dapat dari google tentang pantai di lombok nih:
- Pantai Senggigi
- Pantai Pink
- Pantai Ampenan
- Pantai Kuta
- Pantai Sekotong
- Pantai Mawun
- Pantai Selong Belanak
- Pantai Nipah
- Tanjung Aan
- Pantai Cemara
Itu 10 pantai di daerah Lombok yang infonya une dapatkan dari mbah google, tapi nggak mungkin kan kalau dikunjungi semuanya hehe. Pantai yang paling dekat dengan lokasi kita saat itu adalah Pantai Selong Belanak. Pantai Selong Belanak ini lokasinya ada di Lombok Barat. Hmm.. kebanyakan pantai yang ramai pengunjung itu adalah pantai yang berada di daerah Lombok Barat. Mungkin karena dekat dengan kota Mataram dan juga terhitung dekat dengan letak Airport. Untuk pantai yang berada di daerah Lombok Timur masih sepi pengunjung, tapi jangan salah, justru saat mengunjungi pantai-pantai itu pasti rasanya seperti pantai milik pribadi hehehe.
Jadi tujuan kedua kita adalah Pantai Selong Belanak. Kita memerlukan waktu sekitar 45 menit untuk menuju kesana. Akses untuk pergi ke pantai itu hanya bisa menggunakan mobil atau motor pribadi/sewaan.
FYI, une kesana pakai mobil sewa [cost: 350.000/12 hours include driver, but not include fuel]. Banyak sekali jasa penyewaan mobil di Mataram, harganya juga beragam. Paling murah itu 350.000/12 hours dan rata-rata penyewaannya sudah termasuk driver. Jadi nggak bisa rental mobil tanpa driver kayak di Jawa. Nah, kalau sewa sepeda motor biayanya adalah 50.000/hari alias 24 jam. Tapi kalau yang satu ini penyewa perlu memberikan jaminan berupa KTP ke pihak penyedia jasa-nya. Info itu une dapet dari wisatawan lain yang memang cuma liburan berdua sama anaknya :)
Note: Biaya masuk ke Pantai Selong Belanak 10.000/ mobil. Penjaga gerbangnya adalah warga sekitar. Tapi kata driver yg waktu itu nganterin une (Namanya Pak Dar) mereka itu terkadang galak, jadi harus kita(pengunjung)-nya yang SKSD dan murah senyum ke mereka. Dan kalau bisa sih mencoba berkomunikasi pake bahasa sasak, jadi kita diperlakukan layaknya masyarakat lokal lainnya. Gitu katanya sih.
Btw, Pak Dar itu orang Jawa loh. Asalnya dari Klaten. Beliau kerja di Mataram cukup lama tapi sekarang sudah pensiun, maka dari itu beliau membuka jasa penyewaan mobil. Biar nggak diem di rumah katanya hehe.
So, here we come!! Selong Belanak Beach
Hamas dan Ibu |
Bapak dan Ibu |
Gimana? masih ada alasan untuk tidak ke hoka-h*ka bento Pantai Selong Belanak?
hehe
Pantainya landai, warung ada, kapal ada, papan surf ada, cano ada, sampah ga ada :)) tapi angjing liar tetap ada :'(
Minuman makanan yang dijual di warung-warung pinggir pantainya harganya ya biasa lah harga tempat wisata. Air mineral yang biasanya 3000 jadi 5000 dan lain-lain.
Pasir di pantai ini putih dan halusss dan di pantainya nggak banyak karang-karang kecil, nyaman banget buat lari-larian ala FTV haha
Kita disana nggak terlalu lama dan nggak sempet berenang juga karena masih ada beberapa pantai yang harus dikunjungi huehehe.
Pantai selanjutnya adalah....
-Bersambung-
XOXO -unemenel-
1 Februari 2015 [07.00 WITA]
BARAKALLAH IBU WILDA PROFITA DEWI KU YG CANTIK TIADA TARA! hehehe
Hari ini, hari ilang tahun ibu yang ke 39. Tidak menyangka ibuku yang satu ini masih sanggup mengurusi anak anak macam kami yang jelalatan dan susah diatur. Maaf ibu, maaf atas segala kekurang-ajaran dan ketidak-tahu diri-an kami. hehe. Terimakasih karena sudah bersabar selama 19 tahun ini untuk mendidik kami yg unyu-unyu ini :)
Sebenernya kami ini memang unyu #apasih
Asik ya ibu, dapet hadiah yang enak hari ini, woh Nasi Balap Puyung tuh enak loh hahaha. Menurut orang-orang Mataram, nasi ini biasanya disantap untuk menu makan pagi alias sarapan. Mungkin kalo di Jawa semacam nasi uduk kayaknya, dimakan untuk sarapan :)
Nasi Balap Puyung itu tampilannya lebih mirip nasi timbel tapi versi kecilnya. Nasi Balam Puyung yang une makan itu isinya ada 5 macam:
- Ayam Kampung (karena memang pesennya yang + ayam kampung)
- Sayur kacang panjang yg pedes gitu, enak deh.
- Serundeng
- Kacang kedelai
- Sambel (enak banget.. banget)
photo by: Junanto Herdiawan |
Mantap kan? eh tapi jangan takut kekenyangan makan nasi yang satu ini, soalnya porsinya kecil bu, cocok banget lah buat sarapan hehe. Mungkin dikasih nama Balap Puyung itu karena dimakannya pas pagi-pagi dan buru-buru kayak orang balapan kali ya #ngasal :P
Cerita aslinya bukan kayak gitu kok. Jadi nasi balap puyung itu asalnya dari daerah Puyung yang letaknya di Lombok Tengah dan dulu nasi ini dijual dengan menggunakan sepeda. Kayak pembalap kan? hehe ya kurang lebih seperti itu sejarahnya.
note: harganya tidak mahal, tapi lagi-lagi saya lupa karena yang bayar orangtua -_- maaf hehe
Duh kayaknya kurang pas nih kalau cuma makan Nasi Balap Puyung hari ini....
-Bersambung-
XOXO -unemenel-
31 Januari 2015 [12.10 WITA]
Mataram, salah satu daerah di Lombok yang terkenal dengan urbanisasinya. Baru aja tadi malem kita tidur diatas kasur Mataram. Penaaat banget badan nih rasanya. Setelah kemarin dapet beberapa les bahasa sasak singkat oleh Mas Edi, rasanya badan encok semua. Oke sebenernya ga ada hubungannya sih.
Di perjalanan menuju ke Mataram, kita dapet beberapa kosakata baru dari bahasa sasak. FYI, bahasa sasak ini adalah bahasa asli suku sasak, suku asli-nya Lombok. Karena bingung pas denger Mas Edi ngomong sama temennya, une pun nanya maksud dari kata-katanya. Kata Mas Edi,
- Bau = Bisa
- Nde = Tidak
- Bau Nde? = Bisa tidak?
- Nde Bau = Tidak bisa
- Tabik = Permisi
- Amak = Bapak
haha cuma itu yang berhasil une inget :P
Btw, Mataram ini puanas banget loh, yah hampir-hampir sama sama Surabaya lah panasnya. Hari ini kita berencana untuk melakukan City Tour sekalian nyari toko buku untuk beli peta Lombok. Hal pertama yang kita lakukan di rumah nyaman itu adalah bersih bersih pakaian, dari mulai baju, sepatu, tas, dll. unpack barang-barang dan masak.
Ketika semua pekerjaan rumah sudah beres, bersiap-siaplah kita untuk melakukan City Tour dengan tujuan pertama:
MATARAM MALL
yeaay... dari rumah singgah kita ke Mataram Mall membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Bisa menggunakan angkutan umum maupun taksi. Angkutan umum di lombok itu jarang yang punya rute khusus. Maka dari itu susah maksimal deh buat nyari mobil berplat kuning. Tapi untungnya hari itu kita berhasil menemukan 1 mobil berplat kuning. Bapak sopir meminta ongkos 30.000 untuk ke Mataram Mall. kalau dibagi lima, berarti masing-masing dari kita membayar seharga 6.000 disini kita muter-muter untuk cari toko buku, tapi ndak ada :(
Akirnya kita melanjutkan perjalanan ke arah Taman Sangkareang yang letaknya lumayan jauh dari Mataram Mall. Karena angkutan umum disini SANGAT susah, jadi kita memutuskan untuk jalan kaki. Selama perjalanan, kita menemukan banyak anjing liar dan hadiahnya (re: pup anjing). Kalau di Jawa kan seringnya liat kucing liar beserta pupnya, nah kalau disini banyaknya anjing liar, bahkan ketika kita nemu kucing satu ekor aja wuiih senengnya bukan main wkwk.
Anjing Liar |
Setelah berjalan beberapa menit, kita menemukan patung di suatu jalan yang membundar (bunderan gitu deh) disitu apa patung yang berbentuk wanita sama laki-laki, pas dibaca, ternyata itu monumen Kencana Warsa Mahardika. Karena tidak ada keterangan apa apa di patung itu, jadi kita nggak tahu deh latar belakang dibuatnya patung itu karena apa. Kalau menurut Google sih monumen itu adalah monumen selamat datang dan tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang itu.
Kencana Warsa Mahardika |
Karena perjalanan masih jauh, jadi setelah mengambil beberapa foto dari Kencana Warsa Mahardika kita langsung lanjut jalan lagi. Tidak lama kemudian kita menemukan kantor Gubernur NTB. Kantornya besar banget. Lapangannya juga. Wah pokoknya besar deh. Kita sempet mampir-mampir dulu nih disini untuk foto-foto, sebentar banget. Ga jauh dari situ juga ada kantor radio RRI loh, keren-keren, jadi kalau ada berita apapun dari kantor Gubernur bisa langsung di siarkan hehe.
Karena tujuan kita bukan ke kantor gubernur, jadi kita pun melanjutkan perjalanan. Lumayan jauh, huft... beberapa menit kemudian sampailah kita di Taman Sangkareang. huaah... jadi keinget bandung banget deh pokoknya, Tamannya besar dan luas banget, ada air mancurnya dan ada tempat main anak-anak juga. komplit. Tapi kemarin tamannya belum begitu ramai, mungkin karena siang juga kali yaa panas hehe.
Karena sudah mencapai tujuan, kita pun istirahat sebentar dan memutuskan untuk mencari makanan khas Mataram yang namanya Sate Bulayak. Sate Bulayak itu sate dari daging sapi yang dibumbui dengan bumbu-bumbu khas NTB. Karena tergiur, kita akhirnya nanya-nanya, dimana sih sate bulayak tuh. Kita dapet informasi dari beberapa orang (dan internet) kalau Sate Bulayak bisa di temukan di Jl. Udayana, Mataram. Dan itu jauh meen.. serius deh, adekku aja sampe ngambek gara-gara jalannya kejauhan. Jalan yang deket menurut une aja kadang menurut orang lain itu jauuh banget, lah gimana jalan yang une bilang jauuh banget. pasti menurut beberapa orang itu super duper jauh parah wkwk. karena nggak nemu kendaraan umum menuju kesana, jadi ya terpaksa jalan.
Ketika sampai di persimpangan Jl.Udayana, une nemu bangunan, kubah masjid lebih tepatnya, yang indaaaah banget. Besar dan indah, cuma itu yang bisa une deskripsikan haha. Setelah kepo beberapa saat, ternyata itu adalah calon Islamic Center Nusa Tenggara Barat. Wow kan?
Islamic Center NTB |
Luas banget loh bangunan ini, tapi karena masih under construction jadinya une ga boleh masuk kesana huhu padahal penasaran.
Nah, sekitar 400 meter dari Islamic Center ini, di Jl. Udayana ada deretan kios khusus makanan gitu. bagus deh. Jadi kayak taman bejejer di pinggir jalan tapi bagian dalam nya ada tmpt makan. Pas liat-liat makanan apa aja yang dijajakan disitu, akhirnya kita menemukan kios yang menjual sate bulayak. huaah. akhirnya ketemu. Makan deh kita :)
untuk harga une ga terlalu memperhatikan karena kebetulan orang tua yang bayar huehehehe. tapi ga mahal kok kalau nggak salah sih.
Huah, karena perut sudah penuh dan kaki udah gempor segempor gempornya (lebay padahal cuma jalan 4km), akhirnya kita memutuskan untuk pulang pakai taksi karena memang nggak ada angkutan umum selain taksi yang lewat daerah itu. fiuh, untung aja ya. tadinya une pikir kita bakal jalan lagi loh pulangnya :P
note: kalau mau naik angkutan umum di mataram kemana-mana memang paling gampang pakai taksi (hal ini pun diakui oleh beberapa orang Mataram itu sendiri wkwk) Jl. Udayana - Perum Lingkar Pratama [+ 9km] cost: 32.000
Mataram Mall - Jl. Udayana |
-bersambung-
XOXO -unemenel-
Lombok, tempat yang sama sekali tidak terbayang bakal une kunjungi. Keluar pulau.. men... awalnya penasaran gitu ya gimana rasanya keluar pulau haha. Tapi ya karena pas nyampe di Lombok kaki une masih napak jadi kerasa kaya di tanah Jawa aja wkwk. Perasaan yang timbul pertama kali ketika menginjakkan kaki di tanah Lombok adalah. "OK, bule disini banyak banget hahaha". Mungkin lebih banyak di Bali kali ya.
Une termasuk orang udik yang ketika ngeliat bule bawaannya pengen kenalan dan ngajak ngobrol, yaa paling nggak nanya "what's your name?" aja lah gpp wkwk. Pokoknya di otak tuh udah ada rencana ingin mendapat teman bule di Lombok gitu. Tapi sama bapak gak boleh, beliau bilang
"apaan sih, mereka juga manusia biasa, gausah lebay gitu deh liat bule"JEDER *mengurungkan niat*
Percakapan aneh yang une sendiri bingung mau jawab apa hahaha. Sepertinya lain kali kalo punya ide aneh gausah bilang siapa-siapa kecuali ke orang yang sama-sama aneh. wkwk (ampun bapak)
30 Januari 2015 [11.58 WITA]
Oh iya, di post yang kemarin, une cerita kalau kita pergi ke Sembalun naik mobil sewa yang ternyata mahal dan gajadi naik gunung kemudian terjadi percekcokan yang panas tentang itinerary.
yeah.. setelah percakapan yang cukup panjang dan memakan waktu (sekitar 4 jam) akhirnya kita memutuskan untuk lanjut pergi ke Timbanoh dengan niat ingin berkemah, bukan naik gunung. Deal-nya sih supaya seenggaknya kita merasakan malam bernuansa hutan di Lombok. Karena semua personil setuju, kita pun mencari cara untuk kesana.
Ada 2 pilihan waktu itu (SEMBALUN-TIMBANOH)
- Nunggu mobil pick up (angkutan umum daerah sembalun) yang menuju aikmal. [cost: 20.000/orang] dan sesampainya di aikmal, cari mobil pick up lain yang menuju timbanoh [cost:20.000/orang]. Karena kita berlima, Totalnya jadi 200.000.
- Naik mobil pick up Pak Andri langsung ke Timbanoh tanpa harus pindah mobil di aikmal [cost: 200.000]
Karena setelah dihitung pengeluaran kedua pilihan itu sama, maka kita pilih nomor 2 karena lebih menguntungkan [sebab kita nggak perlu naik turun pindah mobil atau nunggu-nunggu mobil lain hehe]. Dan perjalanan ke Timbanoh pun dimulai pukul 11.58 WITA
Bapak semangat banget mendokumentasikan segala pemandangan dari mobil pick up |
Kita sekeluarga menikmati momen-momen mobil pick up itu. Masing-masing sibuk dengan kamera untuk motret sana sini. Ada yang pake kamera pocket, ada yang pake kamera hp.
Banyak banget hal-hal yang kita rasain dalam perjalanan menuju Timbanoh
Pertama-tama kita ngeliat desa yang rameeee banget karena baru aja ada warganya yang meninggal.
Kedua, kita disambut ceria oleh seorang warga dari Desa Entah-Apa-Namanya. Dia semangat banget manggil kita.
"CINTA ALAM!!" (nyengir)dan kita semua pun ketawa karena tingkahnya yang kacau itu wkwk.
Ketiga, kita ngerasain pusing karena jalan menuju ke Timbanoh itu muter-muter banget!! mungkin karena kita jalan di punggungan gunung kali ya, jadi agak ekstrem gitu belokan dan naik turunnya.
Keempat, kita bisa ngerasain kehujanan di atas mobil pick up. dan hujannya itu deres banget! hahaha sampe sampe kita berasa ada di kolam ikan gitu soalnya kan airnya ngecembeng dimana-mana. ngecembeng... tau kan ngecembeng itu apa? bahasa indonesianya apa ya -_- huhu. oh iya dan zonk-nya lagi, buku jurnal une ga sengaja jatoh dan terendam. duh :'( untung masih bisa kebaca guys. tapi bentuknya sekarang jadi keriting gitu deh. dan karena bukunya terendam... untuk beberapa hari kedepan une nggak bisa nulis jurnal karena bukunya harus dijemur.
Setelah berbagai hal kita rasakan, akhirnya kita pun sampai di pintu pendakian timbanoh. Bentuknya pintu pendakian itu diluar perkiraan kita. Ternyata disana nggak ada camping ground, jadi kalau mau camping, kita harus masuk ke wilayah TNGR dan camping di post pendakian. Awalnya kita nggak boleh camping, karena kalau mau nge-camp berarti kita harus masuk ke wilayah TNGR, sementar saat itu TNGR ditutup.
Foto dulu sama (gambarnya) Segara Anak |
"Tapi nanti nge-camp nya jangan di post satu ya pak, soalnya disitu rawan longsor, di sebelum pos satu juga jangan, karena hujannya lumayan lebat kalau disitu, jadi bapak lebih baik buka tenda di pos dua atau sebelum pos dua, pemandangannya juga udah lumayan pak" -Mas Edi-Adekku, Hamas, yang tidak memperhatikan percakapan tadi ngiranya kita tetep bakal nekat naik gunung. Dan dia pun ngambek + nangis karena takut untuk masuk ke wilayah TNGR gara-gara cerita 7 orang bernasib malang itu. Meski ibu bilang kita nggak akan naik gunung dan hanya camping di pos dua, Hamas tetep ngambek dan gamau bawa tas 40 liternya. Akhirnya bapak deh yang bawain, jadi bapak bawa dua tas, satu daypack dan satu carrier. wih.
Sekitar + 30 menit kita jalan, akhirnya kita sampai di DAM, karena daerah sekitar DAM itu lumayan lapang (dan karena kita kelaparan) akhirnya kita memutuskan untuk berhenti sejenak untuk mengisi perut dan juga mensuplai air ke dalam botol masing-masing. Tapi tiba-tiba ketika kita lagi santai-santai masak, ada bapak-bapak yang berperawakan lumayan besar datang menghampiri kita.
(sambil ngos-ngosan) "Selamat sore ibu, bapak, saya dari pihak polhut nih kebetulan hehe, sekeluarga ya pak ini, duh saya lari tadi dari bawah untuk ngejar rombongan bapak, mau makan ya pak? yah silahkan makan dulu"Selagi kita makan, bapak polhut (polisi hutan) ini menjelaskan ke kita bahwa kita ini benar-benar tidak boleh memasuki wilayah TNGR selama penutupan ini. Berkali-kali beliau meminta maaf karena kita tidak bisa berada di wilayah ini meskipun hanya untuk berkemah, beliau bilang ini bersangkutan dengan pekerjaannya jika sampai ada pendaki yang nekat memasuki wilayah TNGR.
"Kebetulan hari ini saya yang piket nih pak, saya nggak enak sama rekan saya yang lain. ini saya bisa ngejar bapak juga karena dapat info dari rekan yang di Sembalun bahwa bapak menuju kesini"Duar.. ternyata kita menjadi orang-orang yang penuh pengawasan. wkwk.. setelah bapak yang ternyata namanya Suparman ini menguliahi kami dengan kata-kata halus, beliau meminta foto kami ber 5 untuk dikirim ke rekan-rekan Sembalun dan Senaru sebagai bukti bahwa kita tidak jadi memasuki wilayah TNGR. Selama 'diusir' kita sih ketawa ketiwi aja wkwk. pas difoto juga gayanya mantep banget. Sayangnya une gagal minta foto itu ke Beliau karena terlampau takut.
Yah... jadi kita turun lagi deh ke tempat semula :(
Dengan perasaan bingung kita pun turun. Sesampainya dibawah, kita disuguhi kopi lombok yang enaaak banget. bahkan ampasnya pun enak. serius deh. kopinya dibuat sendiri sama masyarakat Lombok daerah Timbanoh, di sangrai katanya. Cukup untuk menghibur diri dari kegagalan haha.
Lagi-lagi kita harus bermusyawarah tentang "Mau kemana kita sekarang?" dan akhirnya tim pun setuju dengan ide une untuk pergi ke mataram dan bermalam di rumah sepupunya bapak, Om Bowo.
Dari Timbanoh ke Mataram memang naik apa ne?
Kita harus cari mobil pick up lagi nih ke arah Mas Bagik. Lalu dari Mas Bagik kita sambung lagi dengan kendaraan ke arah Mataram. Butuh waktu kurang lebih 3 jam untuk bisa sampai ke Mataram.
[cost: 30.000/orang]
Sesampainya di Mataram, kita pun langsung mencari alamat rumah Om Bowo menggunakan google map. Kebetulan rumah itu sekarang kosong karena Om Bowo sudah pindah ke Semarang dan kuncinya dititipkan ke rumah sebelah, jadi aman :)
Capek fisik dan capek hati banget hari itu hahaha. udah mah gajadi camping, ketangkep polisi hutan, kebanjiran di atas mobil pick up. Sesampainya dirumah pun akhirnya kita cuma bisa bikin-bikin kopi dan susu, saking capeknya....
- bersambung -
XOXO -unemenel-
29 Januari 2015 [14.01 WITA]
Sembalun dengan hawanya yang sejuk menyambut kita dengan sendu karena kabutnya yang tebal. Waktu itu une dan keluarga berencana untuk naik ke Gunung Rinjani dan menikmati indahnya Danau Segara Anak dari Pelawangan sana. Tapi karena Taman Nasional Gunung Rinjani a.k.a TNGR ditutup mulai tanggal 10 Januari 2015-31 Maret 2015, akhirnya kita nggak jadi naik. Setelah beberapa orang nanya ke une
"Kenapa ga cek di internet dulu tentang penutupan TNGR?"
jawabannya selalu sama
"Guys, kita pesen tiket sejak November 2014 dan waktu bapakku naik rinjani tahun 1994, beliau mendakinya bulan Februari, so, kita nggak menyangka kalau TNGR akan ditutup ketika kita tiba disana"
That's it
Sembalun itu apa?
Sembalun sudah terkenal di kalangan backpacker maupun flashpacker. Sembalun, sebuah desa yang berada di Lombok Timur yang terkenal dengan pintu masuknya untuk menuju ke puncak Gunung Rinjani. Pintu pendakian Gunung Rinjani itu ada 3 (yang resmi) yaitu di Sembalun, Senaru, dan Timbanoh (jalur baru). Nah, waktu itu kita pilih Sembalun untuk tempat awal pendakian. Pendaki memang biasanya memulai pendakian dari sembalun dan lalu turun di senaru.
Kalau mau ke sembalun naik apa?
Kalau kita kemarin naik mobil sewaan dari bandara. Untuk menuju Sembalun dari bandara, kita membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam sudah termasuk istirahat solat, makan, dll, itu kalau lewat senaru, kalau lewat jalur lain (aikmal atau mas bagik) bisa lebih singkat waktu tempuhnya. Kalau sewaktu-waktu kalian mau naik mobil sewaan juga, pastikan kalian tidak ke Sembalun lewat Senaru. karena itu memakan waktu yang lama! Lebih cepat kalau kalian lewat Aikmal atau Mas Bagik.
note: mobil sewaan cost IDR 500K.... Angkutan umum di Lombok itu relatif sedikit. sedikit banget malah -__- jadi kita yang buta akan lombok pun kaget menerima kenyataan pahit ini. hiks.
So, lebih baik kalian naik angkutan umum. Alurnya Bandara-Mataram (via elf) Mataram-aikmal (via engkel) Aikmal-Sembalun (via mobil pick up). untuk lebih jelasnya kalian bisa liat DISINI. Jauh lebih murah tapi waktu tempuhnya bisa 5-6 jam.
Sembalun itu seperti apa?
Desa kecil dengan orang-orang yang ramah. Akses kesana lumayan nyaman karena jalan aspalnya yang haluus hehe. Cukup sulit untuk mencari tempat makan murah karena hanya ada 2 tempat makan yang kita temukan. yang satu adalah tempat makan yang menjual 1 porsi mie instan dengan harga IDR 15K dan satu lagi tempat makan yang menjual 1 porsi mie instan dengan harga IDR 6K. perbedaan yang sangat jauuh kawan. hehe
Warung dengan mie instan seharga 6.000 tepat di sebelah kantor TNGR |
Kalau mau menginap disana gimana?
Wah gampang! di kantor kementrian kehutanan ini juga menyediakan kamar kamar yang biasa dipakai pendaki untuk bermalam di sembalun. tapi untuk harga une ndak tahu, karena waktu itu kita bermalam di salah satu rumah warga karena lagi-lagi tidak tahu tentang informasi kamar inap yang disediakan TNGR. sepertinya lebih murah, atau bahkan gratis.
Jadi, kamu disana ngapain aja ne?
Hm... jadi gini...
Menurut jurnal yang une tulis *ea, kita tiba di sembalun itu sekitar pukul 2 siang. dan kita pun berkeliling sembalun untuk cari tempat menginap dengan kondisi yang tidak tahu menahu tentang kamar inap TNGR. ada yang menawarkan kamar dengan harga sewa 350-500 rb per malam. wow. harga yang fantastis untuk ukuran backpacker macam kita haha. untungnya kita dibantu oleh anak buah amak tuti (tour guide Gunung Rinjani), kita ditawarkan menginap di salah satu rumah kawannya dengan harga IDR 250K per malam. Menurut orang tua une sih mungkin ini harga yang agak menguntungkan. cuman kalau sekiranya une kesini sama temen-temen... ya tekor juga ya.... hehe jadi mungkin memang pilihan yang tepat itu adalah bermalam di kamar kantor TNGR.
Setelah dapat rumah inap, bapak dan ibu masih keukeuh mencari cara gimana supaya kita bisa tetap naik ke Gunung Rinjani. Konsultasi dengan tour guide lokal, porter, dan pihak polhut pun di lakukan. Tapi sepertinya rayuan bapak dan ibu tidak bisa diterima oleh pihak TNGR. Hal ini karena ada kasus baru yang terjadi ketika TNGR ditutup dan ada 7 pendaki yang tetap nekat naik lewat jalur ilegal dan akhirnya 6 orang dari mereka tewas dan 1 orang selamat dan berhasil melapor kepihak polhut. wiiii... ngerii.
Karena rayuannya gagal, akhirnya kita memutuskan untuk tidur dan beristirahat untuk persiapan kegiatan besok yang entah apa... diluar rencana kan kita nggak jadi naik. Jadi lumayan bingung juga waktu itu
"Jadi, kita mau kemana nih?"
dan pertanyaan itu pun berlanjut sampai keesokan harinya.
30 Januari 2015 [05.30]
Pagi itu masih gelap. Berbeda dengan Bogor ataupun Jakarta yang mungkin mataharinya sudah menyunginggkan senyuman.
Setelah selesai beribadah dan menyantap minuman hangat, kita pun langsung mengepak barang-barang ke dalam carrier lagi.
Ritual pagi sudah dilakukan dan wuzzz... kita harus buru-buru 'check out' dari tempat ini sebelum di usir sama yang punya haha.
dan yang kita lakukan adalah.... mendekam di kantor TNGR, berfoto ria dengan papan yang memamerkan keindahan puncak Rinjani yang menggiurkan. selain itu kita juga membeli buah tangan berupa gelang bertuliskan RINJANI untuk sekedar menghibur diri.
Foto sudah, beli buah tangan sudah... pertanyaan "Jadi kita mau kemana?" pun timbul lagi.
Karena setiap orang punya opini nya masing-masing tentang "Apa yang akan kita lakukan selanjutnya" terjadilah percekcokan yang lumayan panas. Bapak ingin ke timbanoh untuk memeriksa apakah bisa mendaki dari pintu sana? une mengusulkan ke mataram dan bermalam di rumah kerabat bapak disana, ibu mau ke aikmal dulu dan baru memutuskan apakah akan ke mataram dulu atau ke timbanoh....
-bersambung-
XOXO -unemenel-
Kalian lagi...
Memang ya, kalian lagi kalian lagi yang une ceritain.
Terimakasih sudah berkumpul, walaupun nggak lengkap, tapi setidaknya kita komunikasi jugak sama yang lain hehehe.
Kemarin asyik banget! Yang ada dipikiran gue saat itu adalah "Wow, dulu kita kayaknya ga gini..."
Banyak perubahan, tapi ada juga yang ga berubah sih... hahaha
Ada yang tadinya introvert, sinis, galak. Sekarang berubah jadi lebih terbuka, banyak omong, dan bisa bercanda.
Ada yang tadinya sombong, show off, higienis maksimal. Sekarang berubah jadi selow, lebih enak diajak ngobrol karena memang dia wawasannya luas dan ga terlalu higienis lebay lagi.
Ada yang tadinya jutek, lebay, tukang marah-marah. Sekarnag berubah jadi sering ketawa, ga banyak nyindir, dan lebih asik.
Ada yang tadinya mesum, jahil, koplak. Sekarang tetep koplak hahaha.
Sepertinya jarak menyembuhkan kita masing-masing ya.
Ga sabar untuk ketemu lagi dan melihat perubahan-perubahan lainnya, baik-baik ya EL :)
XOXO -unemenel-
Memang ya, kalian lagi kalian lagi yang une ceritain.
Terimakasih sudah berkumpul, walaupun nggak lengkap, tapi setidaknya kita komunikasi jugak sama yang lain hehehe.
Kemarin asyik banget! Yang ada dipikiran gue saat itu adalah "Wow, dulu kita kayaknya ga gini..."
Banyak perubahan, tapi ada juga yang ga berubah sih... hahaha
Ada yang tadinya introvert, sinis, galak. Sekarang berubah jadi lebih terbuka, banyak omong, dan bisa bercanda.
Ada yang tadinya sombong, show off, higienis maksimal. Sekarang berubah jadi selow, lebih enak diajak ngobrol karena memang dia wawasannya luas dan ga terlalu higienis lebay lagi.
Ada yang tadinya jutek, lebay, tukang marah-marah. Sekarnag berubah jadi sering ketawa, ga banyak nyindir, dan lebih asik.
Ada yang tadinya mesum, jahil, koplak. Sekarang tetep koplak hahaha.
Sepertinya jarak menyembuhkan kita masing-masing ya.
Ga sabar untuk ketemu lagi dan melihat perubahan-perubahan lainnya, baik-baik ya EL :)
XOXO -unemenel-